INFOMU KEDIRI .Kurang lebih 150 mahasiswa gabungan dari empat perguruan tinggi swasta dan negeri di Kediri melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kota Kediri Jalan Mayor Bismo, Kamis (13/6/2013). Mereka menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Selain menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, dalam orasinya mahasiswa juga menyorot soal Bantuan Langsung Sementara Miskin (BLSM). Program yang digagas pemerintah pusat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM dinilai merupakan alat untuk menaikkan citra pemerintah.
Bantuan tersebut seperti halnya penghibur bagi masyarakat sesaat setelah harga BBM naik. Padahal sesudahnya, perekonomian masyarakat akan makin terpuruk. Para mahasiswa juga memplesetkan istilah BLSM menjadi Beli Langsung Suara Masyarakat, Busung Lapar Suara Masyarakat dan Bantuan Langsung Sama dengan Miskin.
“Pemerintah sama sekali tidak berpihak pada rakyat. Kebijakan menaikkan harga BBM semakin membuat kehidupan rakyat sengsara," teriak mahasiswa dalam orasinya.
Para mahasiswa yang berasal dari, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Universitas Nusantara PGRI (UNP), Universitas Islam Kadiri (Uniska) dan Institut Agama Islam Tribati (IAIT) Kediri itu menila, rencana kenaikan harga BBM dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter sangat membebani masyarakat. Kenaikan harga BBM akan memicu naiknya harga jenis kebutuhan lain.
Mahasiswa menggelar aksi teatrikal yang menunjukkan kesengsaraan rakyat miskin akibat kenaikan harga BBM. Sedangkan pemerintah terkesan tidak peduli dengan penderitaan rakyat itu. Mahasiswa, sebelumnya juga melakukan aksi longmarch mengitari bundaran Taman Sekartaji, Kota Kediri.
Aksi mereka mendapat tanggapan dari dua anggota perempuan DPRD Kota Kediri, yakni Ni Made Susilowati (Ketua FPDIP) dan Eko Retno (FPKS). Keduanya menyampaikan dukungan terhadap aksi mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. Kedua anggota dewan itu juga menandatangani spanduk berisi penolak terhadap kebijakan itu. [nng/but]
Posting Komentar