NGANJUK (infomukediri.blogspot.com),Sejumlah warga miskin di Desa Gejakan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk kaget saat menerima bantuan raskin. Beras yang mereka terima tidak cuma-cuma itu kualitasnya rendah. Bahkan boleh dibilang tidak layak konsumsi. Setelah dibawa pulang, beras ini berbau apek, berkutu, dan sebagian besar hancur.
Perima raskin terpaksa memasak beras berkutu itu. Selain takut melapor mereka sadar beras itu dibeli dengan harga sangat murah Rp 1.600/kg dengan jatah setiap warga sebanyak 5 kg. “ Meskipun apek tetap dimasak, dirumah tidak ada beras lain,” ungkap Jamilah (78), salah satu warga Desa Gejakan.
Kondisi itu baru disadari Jamilah saat dirinya mau mencuci (mususi) beras jatah untuk keluarga miskin itu. Tak hanya lembut, tapi juga apek dan warnanya sudah agak kekuningan. Beras kualitas jelek itu tidak hanya diterima Jamilah saja namun sebagian besar warga Gejakan menerima raskin dengan kualitas sama.
Meski Jamilah mengaku terpaksa memasak raskin berkualitas buruk, namun beberapa tetangganya memilih dijadikan pakan ayam. Terkait jeleknya kualitas beras jatah dari Bulog Nganjuk itu, Kabag Humas Pemkab Nganjuk, Drs Abdul Wakid MM mengaku kecewa. “ Kalau kualitas jelek seperti itu jangan dibagikan ke masyarakat, penerima beras itu manusia bukan binatang, kalau seperti itu Bulog harus bertanggung jawab,” tegasnya
Menurut Wakid raskin merupakan program pemerintah yang harus diawasi dan dipantau karena menggunakan subsidi yang jumlahnya sangat besar. “ Subsidi dari pemerintah untuk raskin itu sangat besar, kita semua harus ikut melakukan pengawasan,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada 2013 ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi untuk beras bagi masyarakat miskin (raskin) mencapai Rp17,5 triliun atau naik sekitar 12% dari alokasi budget raskin 2012 sebesar Rp15,7 triliun, sedangkan jumlah penerima 15,5 juta rumah tangga miskin (RTM) dari sebelumnya 17 juta RTM.
Sedangkan harga pembelian beras sendiri naik menjadi Rp7.700 per kilogram dari Rp6.600 per kilogram sehingga nilai subsidinya naik karena masyarakat miskin tetap membayar harga beras program tersebut Rp1.600 per kilogram. (gus)
Posting Komentar