Tulungagung (INFOMU KEDIRI) - Seluruh dokter di Kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur, kompak untuk merencanakan mogok
kerja dan menghentikan seluruh layanan
kesehatan selama sehari, Rabu (27/11).
Kepastian rencana mogok kerja seluruh tenaga
dokter dari lintas keahlian itu disampaikan
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten
Tulungagung, dr Kansil Rahman, Selasa.
"Tidak ada yang melayani kesehatan ataupun
berpraktik di rumah. Semua menghentikan
aktivitas selama sehari, kecuali untuk kasus
pasien gawat darurat dan operasi," kata dr
Kansil Rahman saat dikonfirmasi wartawan
melalui telepon.
Tidak dijelaskan teknis kesiagaan para dokter
dalam melayani pasien gawat darurat maupun
tindakan operasi dimaksud.
Kansil hanya mengatakan bahwa layanan
kesehatan gawat darurat ataupun tindakan
medis operasi dilakukan apabila ada telepon
dari rumah sakit dan penanganan tidak
mungkin ditunda.
"Semua dokter di Kabupaten Tulungagung
diimbau untuk berdiam diri dan bertafakur di
rumah masing-masing," jelasnya.
Dikatakan, keputusan mogok bersama para
dokter dilakukan sebagai bentuk protes atas
penahanan spesialis kandungan RSP Manado,
dr Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dua dokter
lainnya.
Ketiga dokter spesialis kandungan yang
bertugas di RSP Manado ini divonis Mahkamah
Agung melalui putusan kasasi hukuman penjara
selama 10 bulan, dengan tuduhan melakukan
malpraktik sehingga menyebabkan pasien
persalinan yang ditanganinya pada 2010,
meninggal dunia.
Aksi ini, menurut Kansil terpaksa dilakukan
setelah berbagai jalan untuk menyelamatkan
dokter Ayu dari jeratan hukum pidana kandas.
Bahkan secara organisasi pengurus IDI pusat
sudah menempuh komunikasi dengan Komisi
IX DPR RI dan tetap tak membuahkan hasil.
"Karena itu tidak ada cara lain bagi para dokter
selain melakukan mogok bersama," cetusnya.
Kansil berharap aksi yang akan dilakukan
bersama rekan-rekannya pada Rabu, akan
membuka wacana aparat penegak hukum
tentang peran sosial tenaga medis.
Jika dokter Ayu tetap dipidana, bisa dipastikan
seluruh dokter akan ragu-ragu dalam
melakukan tindakan medis.
"Jika peluangnya
fifty-fifty, lebih baik dilepas saja dari pada
dipenjara," katanya.
Atas pertimbangan itulah seluruh dokter di
Tulungagung bersepakat untuk menghentikan
layanan medis mereka selama sehari.
Untuk sementara seluruh tindakan medis akan
dilakukan oleh tenaga lain seperti bidan dan
perawat. Para dokter ini baru akan ke klinik jika
ada panggilan pasien darurat.
IDI Tulungagung merupakan salah satu
organisasi doker di daerah yang pertama kali
menggelar aksi solidaritas menolak penahanan
dr Ayu dkk oleh aparat Kejaksaan Manado.
(Antara)
Posting Komentar