INFOMU KEDIRI ,Manajemen tim promosi Indonesia Super League
(ISL) Persik Kediri berencana menjual klub
tersebut kepada investor dengan nilai mencapai
Rp15 miliar setelah mengaku mengalami krisis
finansial.
Persik promosi ke ISL setelah menempati
peringkat ketiga Divisi Utama Liga Indonesia
musim lalu usai menundukkan Persikabo Bogor
dalam perebutan tempat ketiga dan keempat.
Sekretaris umum Persik Barnadi mengakui, tim
Macan Putih mengalami kesulitan menggaet
sponsor untuk mengarungi ISL tahun depan.
Karena itu, manajemen akan melepas pengelolaan
klub jika ada pihak yang berminat dengan mahar
senilai Rp15 miliar. Mereka pun tak membatasi
asal investor yang akan membantu Persik.
“Kalau ada pengusaha yang punya uang Rp15
miliar, silahkan pegang Persik. Pengurus tidak
apa-apa. Semua bisa memegang Persik, dan
tidak harus orang dari Pemerintah Kota [Pemkot]
Kediri,” ungkap Barnadi.
“Untuk kebutuhan klub, minimal kita harus
menyediakan dana antara Rp15 sampai Rp17
miliar. Rp5 miliar untuk deposito, sisanya untuk
belanja pemain dan operasional. Taruhlah, biaya
operasional sebulan Rp500 juta, dikali 12 bulan,
bisa mencapai Rp6 miliar. Belum biaya yang
lainnya.”
Barnadi menambahkan, rencana menjual Persik
kepada investor bertujuan untuk menghindari tim
Macan Putih terdegradasi ke divisi amatir akibat
kesulitan mendapatkan dana atau sponsor.
“Sepakbola era APBD [anggaran pendapatan dan
belanja daerah] sudah habis. Kita tidak bisa
melihat ke belakang. Solusinya, apabila kita tidak
punya sponsor, otomatis akan kembali ke amatir
lagi,” ujar Barnadi.
Ketika didesak mengenai kesulitan Persik
menggandeng perusahaan rokok raksasa PT
Gudang Garam Tbk yang ada di Kediri, Barnadi
menyatakan, semua itu tergantung dari kebijakan
dari kepala daerah setempat.
"Sekarang, kalau Pak Samsul [Ashar, wali kota
Kediri] bisa melobi Gudang Garam, saya rasa
bisa. Artinya, itu tergantung kepala daerahnya.
Oleh karena itu, kita [pengurus Persik] akan
menghadap Pak Samsul untuk membicarakan ini,”
ucapnya.
Beberapa waktu terakhir, kalangan DPRD
setempat menghendaki perusahaan-perusahaan
yang ada di Kota Tahu ikut berpartisipasi dalam
mendanai Persik. Menurut Barnadi, hal itu sangat
sulit direalisasikan. Sebab langkah tersebut sudah
pernah dilakukan mantan wali kota H Achmad
Maschut.
“Era Pak Maschut, seluruh pengusaha
didatangkan, dikumpulkan. Tapi yang datang
hanya wakilnya, sehingga tidak bisa memberikan
keputusan. Sementara kalau ada penekanan, nanti
malah melanggar hukum, karena kita tidak bisa
sewenang-wenang,” papar Barnadi.
Posting Komentar